top of page

Program Riset

DNA barcoding of New Guinean freshwaterfishes
 

Inisiasi DNA barcoding untuk ikan Indonesia, dimulai sejak 2010, dan ikan Indonesia yang pertama kali dibarcode secara standar Internasional adalah ikan rainbow Papua (Melanotaeniidae: see Kadarusman et al., 2012). Sejak inisiasi tersebut, Dr. Kadarusman/Politeknik KP Sorong/STP Jakarta, Dr. Nicolas Huber/IRD France, Dr. Renny K. Hadiaty/Puslit Biologi LIPI, terus mengembangkan platform ini di bawah bendera kerjasama "DNA Barcoding of Indonesian fishes". Platform ini telah mem-barcode ribuan individu ikan Indonesia (see www.boldsystems.org).

Mengingat, diversitas ikan Nugini (Indonesian Papua) belum diketahui secara pasti, maka upaya riset multi-years (scope: Systematic, Evolution and Conservation) dengan mengunakan pendekatan ini terus digalakkan. Sejak ekspedisi Lengguru-Kaimana 2010, semua spesimen kami, dianalisis dengan pendekatan kombinatif, Molecular-DNA barcoding dan Morfologi.

Kami mengedepankan kerjasama partnership antar peers, lembaga dan antar bangsa, dengan mekanisme pendanaan sharing resources. Pada kegiatan riset ini, kami menginkorporasi peers dari Universitas Papua di Manokwari, Universitas Cendrawasih di Jayapura, dan Universitas Musamus di Merauke, serta dinas perikanan dan kelautan di Papua dan Papua Barat.

Fishes from Yamur Lake
 

Danau Yamur di Kaimana, Papua Barat, tergolong ekosistem lakustrin muda (ca. <2 myr), terbentuk pasca terintegrasinya dua daratan pengapitnya, Vogelkop dan daratan Papua besar. Sejak lama, kawasan Yamor ibarat interfase dari koridor alam sepanjang 102 km, yang terbentang dari Teluk Etna ke Teluk Cendrawasih. Kini, danau Yamor dan jaringan drainasenya adalah habitat lentik favorit bagi ikan-ikan eurihalin, diadromus dan obligat air tawar.

 

Ekspedisi ikhtiodiversitas Yamor diinisiasi pada 1954-1955 oleh tim Museum RMNH-Leiden, Belanda.  Analisis spesimen pada Era tersebut dilakukan oleh Mees (1971) yang mendeskripsi satu spesies endemik, Varia jamoerensis. Analisis lanjutan dilakukan oleh Allen & Boeseman (1982) yang melaporkan bahwa danau dan drainasenya didominasi jenis dari selatan Nugini dan Australia.

 

Survey Danau Yamor pada Mei 2015, dilaksanakan oleh tim Puslit Lingkungan Hidup, Universitas Papua Manokwari (Prof. Heatubun) dan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah & Lingkungan Hidup, Kabupaten Kaimana, serta mengikutsertakan Iktiolog Dr. Kadarusman.

Untuk mendokumentasikan diversitas sumberdaya ikan danau Yamor, kami menggunakan pendekatan morfologi dan molekuler untuk identifikasi jenis, melihat struktur komunitas, dan relasi kekerabatan filogenetiknya antara komunitas Yamor dengan ikan air tawar di bagian selatan New Guinea. Pendekatan yang samapun aplikasikan untuk mengkaji populasi Teteruga (nama daerah) atau Labi-labi moncong babi (Carettochelys insculpta).

Rainbowfishes from Sentani Lake

Ikan pelangi ‘rainbowfishes’ (Atheriniformes; Melanotaeniodei) adalah ikan hias air tawar, berukuran sekitar 10 cm, tersebar mulai Madagaskar (famili Bedotiidae), Australia dan New Guinea (Pseudomugilidae dan Melanotaeniidae), Pseudomugilidae juga ditemukan di Sulawesi. Melanotaeniidae terdiri atas 7 genera (Australia dan Nugini), dimana genus Melanotaenia memiliki diversitas tertinggi (87 spesies: recording June 2016).

 

Rainbowfishes mengokupasi hampir seluruh spektrum air tawar (sungai, danau dan rawa). Ukuran rainbow jantan lebih besar dan berwarna kontras, jika dibandingkan betina. Rainbowfishes di Danau Sentani (9,360 ha) terdiri dari 5 spesies (3 genera). Namun, kedua spesies Chilatherina masih menyisakan kontroversi taksonomik.

 

Distribusi jenis rainbows danau Sentani dan sistem drainasenya terdiri dari 5 spesies, C. fasciata (wide distribution: Lae (PNG) - Mamberamo (Indonesia)), C. sentaniensis (endemik danau Sentani), G. incisus (endemik), G. pseudoincisus (endemik) dan M. affinis (wide distribution: Oomsis (PNG)-Nabire (Indonesia)).

 

Pada penelitian ini (April-Mei 2016), kami ingin mengkaji lebih dalam lagi, status C. sentaniensis (spesies yang telah dilaporkan punah dari alam), serta struktur populasi spesies-spesies di danau Sentani yang hidup secara simpatrik. Pendekatan morfologi dan molekuler akan diaplikasikan untuk multi analisis.

Sumber pendanaan berasal dari DIPA Balitbangda Kab. Jayapura, Papua, yang bekerjasama dengan Politeknik KP Sorong, plus Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta dan Universitas Cendrawasih Jayapura.

Hasil sementara berupa (a) Poster: Rainbowfishes of Sentani Lake, Papua (b) Poster: Penemuan Kembali rediscovery ikan rainbow Sentani Chilatherina sentaniensis (Weber, 1907),  (c) Laporan akhir: Kajian strategis pradomestikasi spesies ikan pelangi (rainbowfishes) di danau Sentani Kabupaten Jayapura (d) dan Ringkasan eksekutif laporan akhir. Keempat produk tersebut hanya boleh didapatkan dengan permintaan khusus lewat email: kadarusman@kkp.go.id. Take alook the free diffusion of our Video on youtube

Indonesia's fishes: domestication and conservation
 

Diversitas akuatik yang berpotensi untuk dikembangkan dalam bidang perikanan dan kelautan terdiri dari ikan (fishes), udang-udangan (crustacea), kekerangan (molusca), rumput laut (seaweeds) dan organisme planktonis (Planktonic) (Béné et al., 2016). Pada konteks ini, objek penelitian difokuskan ke taksa ikan. Indonesia memiliki 4.682 spesies (air tawar: 1.213 spesies, dan air laut 3.551 spesies), sumberdaya ikan tersebut merepresentasikan 25% dari iktiodiversitas dunia. Dari ribuan spesies tersebut, hanya 41 spesies (0,87%) yang dibudidayakan di tanah air  (Froese dan Pauly, 2016).

Pada satu dekade terakhir, ikan-ikan Indonesia mengalami penurunan populasi yang sangat tajam (khususnya ikan air tawar di kawasan tertentu), akibat meningkatnya tekanan antropogenik terhadap habitatnya. Fenomena ini dapat ditemukan di beberapa ekosistem air tawar (sungai, rawa dan danau) daripada ekosistem laut.

Untuk menyelamatkan populasinya (khususnya spesies-spesies terancam punah: endangered species) kami berupaya untuk mengkarakterisasi jenisnya sebelum punah, dan memilahnya untuk dikembangkan melalui program domestikasi (pramula akuakultur) dan penyelamatan populasinya via program konservasi (insitu dan exsitu).

Project domestikasi saat ini, adalah Domestikasi ikan gabus Sentani (Oxyeleotris heterodon (Weber, 1907)), yang dilaksanakan di bawah bendera kerjasama sains antara Badan Litbang daerah (Balitbangda Kab. Jayapura) dengan Politeknik KP Sorong, in association with Sekolah Tinggi Perikanan. Detailed project, link.

Alien and invasive species in Indonesia
 

Spesies Asing-Invasif (SAI) adalah kelompok organisme dari luar (hewan, tumbuhan, mikroorganisme, etc) yang masuk ke non-habitat aslinya. Kelompok organisme SAI menginvasi habitat non-natif dan umumnya menjadi kompetitor bahkan menjadi predator bagi ikan-ikan asli/endemik. Kolonisasi tersebut biasanya berujung pada instabilitas fungsi-fungsi ekologis karena adanya ketidakseimbangan sistem predasi dan konflik ruang nursery dan ruaya.

Mengingat tingginya frekuensi introduksi ikan-ikan non-natif, terlepasliarnya ikan-ikan penikmat akuarium, dan ikutnya (tak sengaja) telur-telur non-natif pada lalulintas perdagangan satwa, maka dipandang perlu adanya review masif secara nasional ikan SAI yang masuk ke perairan Indonesia (khususnya perairan umum).

Hingga saat ini, spesies introduksi di Indonesia terdiri dari 20 spesies (6 famili), keenam famili tersebut: Cichlidae (5 spesies), Osphronemidae (2), Cyprinidae (5), Clariidae (1), Poeciliidae (5), dan Loricariidae (2) (Froese and Pauly. 2016).

Mini project riset SAI telah kami inisiasi, dimulai dengan asesmen dan karakterisasi SAI di seluruh sistem drainase air tawar provinsi Jawa Tengah oleh Alfian Widiawanto pada 2017. Sedangkan large scale penelitian SAI di seluruh Indonesia dilaksanakan secara masif selama periode Januari-Juli 2018. Selain itu, Project AIS Indonesia (partially) lewat pembuatan aplikasi android sedang dalam proses. Paper review project AIS klik di sini, dan flyer di sini or here.

Atas dasar itu, kami mengedepankan kerjasama riset antar peers dan antar lembaga untuk mengetahui status SAI di Indonesia. Hasil riset ini penting untuk menentukan pola pencegahan, pengendalian dan penanganannya.

Status spesies ikan yang dilindungi di Indonesia
 

Kajian ini didasarkan pada spesies-spesies ikan yang dilindungi di Indonesia, baik ikan air tawar (e.g Scleropages spp.) maupun ikan-ikan laut (e.g Cheilinus undulatus). Pada kajian ini pula, kami akan menganalisis dan mengupdate statusnya melalui kegiatan monitoring. Selain itu, kamipun memonitor upaya-upaya masif pemerintah (kebijakan) dalam hal perlindungan spesies-spesies terancam punah tersebut.

Tim mengedepankan kerjasama partnersif antar lembaga, baik di pusat, daerah maupun lembaga non-pemerintah. Kajian ini pula menerapkan pendekatan monitoring biologi dan genetis untuk mengetahui (e.g ukuran populasinya).

Kami sangat terbuka kepada sejawat dan mahasiswa untuk join research, sebagai upaya bersama untuk melindungi spesies-spesies terancam punah di tanah air.

bottom of page